Anak Lombok |
Baru sekarang ini saya
merasakan hidup yang sebenarnya saat berbagai ujian datang menimpa. Rasanya
saya baru punya kaki, baru punya tangan, baru punya kepala dan semua anggota
tubuhku yang lainnya. Sebelumnya, sungguh saya belum merasakannya sama sekali.
Saat ini, saya berjalan,
terasa kaki saya yang berdiri dan melangkah. Saya bekerja, terasa tangan saya
yang menyentuh dan memegang. Saya pusing, terasa kepala saya yang tersenut-senut
dan berputar. Sungguh saya benar-benar memiliki tubuh.
Benar kata orang bijak,
dengan ujian seseorang akan tersadarkan keberadaan dirinya. Umur tidak selamanya
menjadi faktor seseorang sadar akan dirinya tapi lebih karena faktor ujian yang
diterimanya.
Mungkin itu yang saya
rasakan saat ini, bertubi-tubi cobaan itu datang, silih berganti seiring
pergantian hari. Memang berat terasa, tapi harus bagaimana lagi. Meratapinya
tidak menyelesaikan masalah, menghindarpun tidak akan menghilangkan masalah.
Masalah berganti masalah.
Kemarin, saya masih bisa
menengadahkan tangan kepada orang tua. Saya masih bisa menyampaikan keinginan
saya, masih bisa mengeluh dengan keadaan saya. Tapi apakah saya tega mengeluh
diatas masalah yang sedang meraka hadapi juga. Yang mereka sendiri belum tentu
bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri dan saya yakin masalah mereka jauh
lebih besar dari masalah saya.
Benar-benar saat ini saya
memiliki tubuh saya sendiri. Mengurus, merawat, memeliharanya sendiri. Kalau
mengurus diri sendiri saja belum bisa, apalagi kedenpannya. Memimpin keluarga,
desa, camat, bupati, gubernur, presiden dan lain sebagainya. Terasa berat
memang, tapi harus dicoba dan dilawan sampai bisa mengatasi setiap masalah dan
selalu meminta kepada sang Khalik supaya diberikan kemudahan.
Awalnya, setiap saya
menerima suatu masalah yang saya anggap berat. Pasti saya menyalahkan diri
saya, kemudian meratapi setiap kejadian yang telah berlalu kemudian
mengaitkannya dengan kejadian sekarang. Saya pun akhirnya kadang stress.
Bermuka masam, menyendiri dikamar, tidak mau berbicara dan lain sebagainya.
Namun setelah berlalu beberapa jam, baru terasa hati dan akal sehatku menyadari
apa yang terjadi.
Tapi sekarang saya berusaha
merubah kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dan tidak akan melakukannya lagi.
Berfikir yang jernih, berhati yang bersih, insyaAllah diberikan kemudahan oleh
Allah.
Bisa jadi seseorang berumur
dewasa dan bahkan tua karena disebabkan faktor lingkungan keluarga yang serba
berkecukupan sehingga menyebabkannya jarang tersentuh tantangan hidup yang
menyebabkannya sangat terpuruk. Bisa jadi seseorang umurnya remaja bahkan masih
kecil karena faktor keluarga dan lingkungan yang serba kekurangan dan penderitaan
sehingga menuntut dirinya untuk berfikir keras dan bekerja lebih giat sehingga
menjadikannya pribadi yang tangguh dan cekatan dalam menyelesaikan tiap masalah
yang dihadapinya. Semakin banyak masalah yang menempa semakin membentuk dirinya
menjadi pribadi yang tangguh dan lihai melihat peluang-peluang yang bisa
dimanfaatkan dari masalah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar