Belajar Tawakkal |
Islam adalah
agama ibadah dan sekaligus sebagai sarana meminta perlindungan dan pertolongan
kepada Allah. Dikatakan dalam Alqur’an, “Hanya Engkaulah yang kami beribadah
dan hanya kepada Engkaulah kami meminta perlindungan”. Takwakkal merupakan
suatu bentuk meminta perlindungan dari Allah dan al-Inabah merukan suatu bentuk
ibadah seorang hamba kepada Rabbnya.
Adalah
kebutuhan seorang muslim agar selalu berada dijalan Allah dan berupaya untuk
bertawakkal dengan sungguh-sungguh terhadap apa yang telah dilakukannya,
khususnya dalam mencari harta. Bila melihat fenomena saat ini, kebanyakan orang
tersibukkan akal dan hatinya pada permasalahan harta. Dalam kehidupan pun
mereka lebih banyak berwasiat dengan harta. Diri mereka disibukkan dan
dilalaikan olehnya, tidak kenal siang dan ataupun malam untuk mencarinya.
Banyak kita
temukan orang tiba-tiba menjadi penurut, berubah cara berfikirnya, bahkan rela mengorbankan
kehormatannya hanya karena setetes kehidupan dunia yang ingin didapatkannya
dari seseorang. Ia rela mengerjakan semua yang diperintahkan kepadanya, padahal
yang memerintahkannya adalah sama-sama manusia biasa seperti dirinya.
Bahkan yang lebih menyedihkan lagi, banyak
orang yang merasa aman makan dari makanan yang diperoleh dengan cara yang
haram. Mereka melakukan sogok menyogok, menghalalkan perbuatan riba, mengambil
hak orang lain. Disisi lain mereka takut sekali tua, sakit, menjadi penganggur,
dan lumpuh karena mereka tidak akan merasakan nikmatnya harta yang
diperolehnya. Berkata Imam Abdullah
Ibnu Mubarak, “barang siapa memakan uang yang diperoleh dengan cara yang haram,
maka itu bukan bagian dari tawakkal.”
Inti sari dari perjelasan ini semuanya
adalah supaya seorang mukmin tetap berpegang di jalan Allah dalam mencari rizki.
Sangat diharapkan bagi para pendakwah supaya
memperhatikan hal-hal seperti ini supaya jangan sampai terjerumus kedalamnya,
termasuk juga para pelajar dalam menuntut ilmu supaya ia terbebas dari harta haram yang akan masuk pada tubuhnya karena itu akan menghalangi ilmu yang akan
masuk pada dirinya. Cukupkan diri
kita dengan apa yang diperintahkan
Allah kepada hambanya. (hasil belajar menterjemah karya Dr. Yusuf
Qardhawi. Ahad, 08-03-2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar