Al-kisah:
Dahulu kala, di negara Tiongkok ada sebuah kerajaan besar dan makmur yang
memiliki raja yang sangat tangguh dan perkasa. suatu ketika, sang raja pergi
berburu rusa bersama perdana mentri dan prajuritnya dengan menunggang kuda ke
hutan belantara yang begitu lebat. saat asik dalam perburuannya sang raja
mengalami kecelakaan yaitu terjatuh dari kudanya sehingga mengakibatkan jari
ibu jarinya putus. Ketika sang raja dalam keadaan kesal dan marah pada dirinya
sendiri karena tidak hati-hati saat menunggang, seorang perdana mentrinya
datang untuk menenangkan sang raja. Dia berkata: ‘Paduka raja seharusnya
besyukur dengan hilangnya ibu jari paduka karena yang hilang hanya ibu jari
saja. Bagaimana seandainya yang hilang itu nyawa paduka yang lebih berharga
dari segala-galanya.’ Mendengar kata-kata perdana menterinya sang raja tambah marah
dan geram. Dengan muka yang merah padam sang raja berkata kepada prajuritnya:
‘Prajurit, tangkap perdana mentri ini dan jebloskan ia kedalam penjara seumur
hidup. Saya tidak butuh dia lagi.’ Perdana mentri itupun dimasukkan ke penjara
seumur hidup karena nasehatnya yang kurang ajar menurut sang raja dan saat
itupun sang raja mengangkat perdana mentri baru untuk menggantikannya. Setahun
setelah kejadian itu, sang raja pun pergi berburu lagi bersama perdana
mentrinya yang baru dan para prajuritnya. Dalam perburuannya ditengah hutan
belantara, sang raja dan perdana mentrinya yang baru terpisah dari prajuritnya.
Mereka berdua tersesat tidak mengetahui arah. Dalam pencarian mereka untuk
pulang, mereka tertangkap oleh suku-suku primitip ditengah hutan. Saat mereka
dihadapkan ke kepala suku orang perimitip itu. Sang kepala suku memerintahkan
kepada anak buahnya untuk melempar mereka berdua kedalam kawah gunung merapi
sebagai persembahan dan tumbal untuk para dewa mereka supaya gunung merapi
tidak meletus. Saat upacara persembahan sudah siap dan tinggal menunggu
detik-detik pelaksanaan sang kepala suku memerintahkan kepada anak buahnya
untuk memeriksa tubuh mereka berdua (raja dan perdana mentri). Setelah
diperiksa, sang anak buah melapor kepada kepala suku bahwa salah satu tumbalnya
ada yang cacat yaitu ibu jarinya tidak ada. Sang kepala suku pun memerintahkan
agar melepas tumbal yang cacat karena para dewa mereka tidak akan menerima
persembahan yang tidak sempurna. Akhirnya tumbal yang cacat (raja) dilepas dan
hanya satu saja yang dipersembahkan (yaitu perdana mentri) dilemparkan kedalam
kawah yang menyala. Sang raja dilepas dan dibiarkan pergi oleh orang-orang
primitip tersebut. Setelah beberapa minggu mencari arah pulang dengan susah
payah, akhirnya sang raja sampai di kerajaannya. Saat sampai di istana sang
raja langsung memerintahkan kepada anak buahnya untuk mengeluarkan perdana
mentrinya yang lama dan disuruh langsung menghadap kepadanya. Setelah sang
perdana mentri dihadapkan, sang raja menceritakan semua pengalaman pedih yang
dirasakannya saat berburu dan sang raja berkata kepada perdana mentrinya yang
lama itu: ‘betul nasehatmu, saya harus bersyukur dengan hilangnya ibu jari saya
karena dengannyalah saya terbebas dari persembahan dan tumbal orang-orang primitip
itu. Saya minta maaf atas kehilafan saya kepadamu,’ Dan sang perdana mentri
juga berkata kepada sang raja: ‘saya juga bersyukur dipenjara oleh paduka raja
karena seandainya saya tidak dipenjara berarti saya yang mati menjadi tumbal
dan dilempar kedalam kawah itu, tapi saya digantikan oleh perdana mentri yang
baru. Oleh karena itu, saya juga sangat bersyukur dan berterima kasih kepada
paduka.’ Setelah kejadian itu, sang raja mengangkat kembali perdana mentri
lamanya sebagai perdana mentri lagi dan sekaligus sebagai penasehatnya
pribadinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar