Kamis, 15 September 2016

Masalah Menyadarkanku

Anak Lombok
Anak Lombok
Baru sekarang ini saya merasakan hidup yang sebenarnya saat berbagai ujian datang menimpa. Rasanya saya baru punya kaki, baru punya tangan, baru punya kepala dan semua anggota tubuhku yang lainnya. Sebelumnya, sungguh saya belum merasakannya sama sekali.
Saat ini, saya berjalan, terasa kaki saya yang berdiri dan melangkah. Saya bekerja, terasa tangan saya yang menyentuh dan memegang. Saya pusing, terasa kepala saya yang tersenut-senut dan berputar. Sungguh saya benar-benar memiliki tubuh.
Benar kata orang bijak, dengan ujian seseorang akan tersadarkan keberadaan dirinya. Umur tidak selamanya menjadi faktor seseorang sadar akan dirinya tapi lebih karena faktor ujian yang diterimanya.
Mungkin itu yang saya rasakan saat ini, bertubi-tubi cobaan itu datang, silih berganti seiring pergantian hari. Memang berat terasa, tapi harus bagaimana lagi. Meratapinya tidak menyelesaikan masalah, menghindarpun tidak akan menghilangkan masalah. Masalah berganti masalah.
Kemarin, saya masih bisa menengadahkan tangan kepada orang tua. Saya masih bisa menyampaikan keinginan saya, masih bisa mengeluh dengan keadaan saya. Tapi apakah saya tega mengeluh diatas masalah yang sedang meraka hadapi juga. Yang mereka sendiri belum tentu bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri dan saya yakin masalah mereka jauh lebih besar dari masalah saya.
Benar-benar saat ini saya memiliki tubuh saya sendiri. Mengurus, merawat, memeliharanya sendiri. Kalau mengurus diri sendiri saja belum bisa, apalagi kedenpannya. Memimpin keluarga, desa, camat, bupati, gubernur, presiden dan lain sebagainya. Terasa berat memang, tapi harus dicoba dan dilawan sampai bisa mengatasi setiap masalah dan selalu meminta kepada sang Khalik supaya diberikan kemudahan.
Awalnya, setiap saya menerima suatu masalah yang saya anggap berat. Pasti saya menyalahkan diri saya, kemudian meratapi setiap kejadian yang telah berlalu kemudian mengaitkannya dengan kejadian sekarang. Saya pun akhirnya kadang stress. Bermuka masam, menyendiri dikamar, tidak mau berbicara dan lain sebagainya. Namun setelah berlalu beberapa jam, baru terasa hati dan akal sehatku menyadari apa yang terjadi.
Tapi sekarang saya berusaha merubah kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dan tidak akan melakukannya lagi. Berfikir yang jernih, berhati yang bersih, insyaAllah diberikan kemudahan oleh Allah.
Bisa jadi seseorang berumur dewasa dan bahkan tua karena disebabkan faktor lingkungan keluarga yang serba berkecukupan sehingga menyebabkannya jarang tersentuh tantangan hidup yang menyebabkannya sangat terpuruk. Bisa jadi seseorang umurnya remaja bahkan masih kecil karena faktor keluarga dan lingkungan yang serba kekurangan dan penderitaan sehingga menuntut dirinya untuk berfikir keras dan bekerja lebih giat sehingga menjadikannya pribadi yang tangguh dan cekatan dalam menyelesaikan tiap masalah yang dihadapinya. Semakin banyak masalah yang menempa semakin membentuk dirinya menjadi pribadi yang tangguh dan lihai melihat peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan dari masalah tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar