Minggu, 17 Mei 2015

Andai Umat Islam Indonesia Seperti Umat Budha Myanmar


Umat Islam Indonesia
Umat Islam Indonesia 
Kalimat judul ini terkesan profokatif dan ekstrim, namun ini merupakan bentuk keprihatinan dan simpati atas fenomena yang terjadi di Myanmar. Hampir semua dunia internasional terdiam membisu. Para aktifis HAM di seluruh penjuru dunia bungkam tak berkutik. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang katanya memiliki peran penuh terhadap perdamaian dunia bak pak tua tak bergigi. Amerika Serikat yang katanya negara super power yang memerangi semua tindakan krimilal bak Beruang hutan yang tak berkuku. Katanya juga semua agama di dunia membenci kekerasan dan penindasan, kini terkunci dalil-dalinya. Semua terdiam menonton pemandangan nyata di depan matanya. Saya tidak tau apakah pandangan nyata yang terjadi sudah berubah menjadi tontonan drama seperti di bioskop dan tontonan drama berubah menjadi pemandangan nyata sehingga menjadikannya menangis tersedu-sedu dengan alur semu-nya. Sungguh aneh membingungkan.
Indonesia dari dulu terkenal dengan ketenangan dan ketentramannya, padahal berbagai macam spesies, marga, suku, adat dan agama hidup di dalamnya. Semuanya hidup berdampingan dengan rukun dan aman. Hingga wajar banyak bangsa lain ingin menjajah dan menguasai indonesia karena mereka juga merasa aman menjajah indonesia, dan terbukti negara belanda telah berabad-abad menjajah indonesia dengan amannya.
Sampai sekarang indonesia masih aman. Tidak pernah terdengar di telinga berita kekerasan dan pelecehan seperti yang terjadi di Amerika, jerman, rusia terhadap kelompok agama tertentu. Apalagi seperti yang terjadi di myanmar saat ini. Kayaknya itu sesuatu yang mustahil terjadi. Padahal negara indonesia didominasi oleh satu agama besar dengan jumlah populasi 85% dari semua agama dan rakyat indonesia.
Tidak ada yang menyangkal bahwa islam-lah agama yang terbesar di Indonesia, agama islam sudah ada berabad-abad tahun lamanya. Dalam sejarah perjalanan islam indonesia tidak pernah terdengar islam mengintimidasi agama atau keyakinan yang lebih kecil populasinya. Adapun jika terjadi, itu lebih disebabkan karena faktor penistaan dan penghinaan terhadap nilai-nilai yang ada dalam islam bukan disebabkan karena perbedaan keyakinan atau kepercayaan. Itupun jika tejadi gesekan tidak pernah terjadi seperti separah di Myanmar atau negara yang lainnya. Andaikan penistaan itu tidak ada maka gesekan itupun akan berkurang dan bahkan tidak akan terjadi. Kita bisa lihat dan baca semua sejarah perjalanan islam di Indonesia. .
Kembali kepada pembicaraan awal. Di kala Muslim Rohingya dibantai, dibakar dan diusir dari kampung halamannya tidak ada satupun negara, agama, ataupun lembaga kemanusiaan yang menjadikannya perhatian khusus kemudian memberikan solusi atas konflik yang terjadi disana. Seakan-akan semuanya sengaja membiarkan fenomena ini. Bahkan dikala mereka terombang-ambing di atas samudra tidak ada negara yang berkenan menerimanya. Semua memasang bala tentaranya untuk mengusirnya menjauh dari negaranya. Sangat malang nasip mereka.
Di indonesia, disaat muslim Rohingya mencari suaka kepada pemerintah, tidak ada agama, kelompok dan aktifis kemanusiaan seperti ham membela dan memperjuangkan mereka. Semua terdiam membisu, padahal mereka menyaksikan mereka (muslim Rohingya) dalam kesulitan dan penderitaan. Lebih menyakitkan lagi, di saat mereka dikabarkan hendak diusir untuk pergi, tidak ada satupun dari pihak yang disebutkan tadi yang tergerak hatinya untuk menahannya walau hanya beberapa hari.

“Andai Umat Muslim Indonesia Seperti Umat Budha Myanmar”.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar