Jumat, 15 Mei 2015

Prediksi Iman

Dua Rupa
Antara Dua Rupa

Setidaknya dari ucapan seseorang kita bisa membaca tingkat keimanan seseorang. Walaupun tidak seratus persen benar, namun bisa menjadi acuan standar dari kuat atau berkurangnya iman seseorang. Sebagai contoh dari statement saya ini adalah, ketika anda menanyakan kepada seseorang suatu pertanyaan, pasti jawaban mereka bermacam-macam, contoh pertanyaan: ‘Kenapa gak sholat ke masjid tadi?’. Dari pertanyaan ini, orang akan berbeda-beda jawabannya. Kira-kira diantara jawaban mereka adalah sebagai berukut:
o  Tadi saya ketiduran. Saya gak dengar suara azan, makanya gak ke masjid.
o  Ada kerjaan tadi. Tapi sudah saya shalat di rumah.
o  Iya, saya keendakan main-main tadi sama teman.
o  Sholat jamaah itu kan sunnah. Jadi boleh sholat sendirian di rumah.
o  Saya lagi malas. Saya sudah shalat di rumah.
o  Shalat itu kan, gak wajib. Jadi kamu gak perlu nanya-naya gitu dah.
Dari sekian pernyataan ini, setidaknya pembaca bisa memprediksi tingkat/kualitas keimanan seseorang. Apa yang diucapkan oleh lisan seseorang adalah gambaran dari apa yang ada di dalam hati, dalam hal ini adalah keimanan. Dari jawaban pertama hingga akhir, bisa diprediksi bahwa jawaban pertama menunjukkan keimanan seseorang masih kuat. Sedangkan jawaban terahir menunjukkan tidak adanya keimanan seseorang. Sedangkan jawaban yang lainnya bisa diprediksi sendiri. 
Sekali lagi penulis tergaskan bahwa, ini bukan setandar mutlak. Namun ini salah satu cara mengetahui ukuran keimanan seseorang. Kita juga tidak bisa menjudge tingkat keimanan seseorang hanya berdasarkan ucapannya. Namun perlu pembuktian yang lain juga sehingga dasar penjudge-annya kuat. Ini hanya penilaian pribadi kepada seseorang atau pada diri kita sendiri saat menemukan pertanyaan semisal.
Dalam masalah-masalah yang lain pun kita bisa membaca kondisi, watak atau keperibadian seseorang dari ucapannya sehari-hari.


(view inspiration, Allahumma tsabbit qulubana ‘ala syukrika wa tho’atika)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar